TRIMS Dounn load disini!
EMIS DIKNAS
Education Management Information System atau yang biasa diistilahkan dengan EMIS, merupakan suatu sistem untuk mengumpulkan, memproses dan diseminasi data dan informasi untuk mendukung penentuan kebijakan, analisis
kebijakan, perencanaan, monitoring dan manajemen di semua level sistem pendidikan. Sistem yang dimaksud disini mencakup sumber daya personil, teknologi, metodologi, proses, prosedur dan regulasi yang berfungsi secara bersama-sama untuk mendukung para penentu kebijakan di bidang pendidikan. EMIS diharapkan dapat menghasilkan data yang komprehensif, terintegrasi, relevan, reliabel, tidak ambigu dan dapat digunakan tepat waktu.
EMIS DIKNAS
Education Management Information System atau yang biasa diistilahkan dengan EMIS, merupakan suatu sistem untuk mengumpulkan, memproses dan diseminasi data dan informasi untuk mendukung penentuan kebijakan, analisis
kebijakan, perencanaan, monitoring dan manajemen di semua level sistem pendidikan. Sistem yang dimaksud disini mencakup sumber daya personil, teknologi, metodologi, proses, prosedur dan regulasi yang berfungsi secara bersama-sama untuk mendukung para penentu kebijakan di bidang pendidikan. EMIS diharapkan dapat menghasilkan data yang komprehensif, terintegrasi, relevan, reliabel, tidak ambigu dan dapat digunakan tepat waktu.
Data pendidikan yang
baik tidak hanya diperlukan dalam hal perencanaan seperti penyusunan rencana
pembangunan, strategi, rencana kerja dan road map. Namun juga penting untuk
melihat tingkat kemajuan dan evaluasi pendidikan di Indonesia. EMIS diharapkan
dapat mensinkronisasi sejumlah data yang selama ini dimiliki oleh sekolah,
Dinas Pendidikan di provinsi dan kabupaten/kota, serta Kementerian Pendidikan
Nasional. Sementara itu, pada level internasional, EMIS diharapkan dapat
memberikan data dan informasi akurat terkait pencapaian Tujuan Pembangunan
Milenium atau Millennium Development Goals (MDGs)yaitu mencapai
pendidikan dasar untuk semua.
Di beberapa negara lain, EMIS telah diimplementasikan terlebih dahulu. Sebagai misal, Guatemala telah memulai proyek EMIS pada tahun 2005. Sedangkan Meksiko telah melakukan perbaikan terhadap kualitas data dan informasi pendidikan guna memperbaiki kualitas sekolah. Hal serupa juga dilakukan oleh Brazil. Sedangkan Nigeria memiliki NEMIS yang telah dikembangkan sejak 2004. Nigeria melakukan lebih dari tiga kali sensus sekolah sejak 1988. Namun data yang terkumpul cenderung tumpang tindih dan belum mampu dijadikan basis data bagi perencanaan pendidikan nasional. Melalui program Education Strategic Plans (ESP) dari Bank Dunia pada tahun 2001-2003, Nigeria terus memperbaiki EMIS. EMIS pada level nasional pertama kali digunakan sebagai baseline data dalam Kaduna Education Summit pada bulan Juli 2005. EMIS juga telah dikembangkan di Mozambik sejak 1980. Data dikumpulkan pada level provinsi sedangkan analisis dilakukan pada level nasional. Dengan EMIS, Departemen Pendidikan Mozambik dapat menyusun dua laporan statistik tiap tahunnya, yaituannual school survey dan annual school results. Keunggulan EMIS terletak pada kemudahan dalam melakukan input data. Hal ini merupakan faktor yang menentukan keberlanjutan EMIS di Mozambik. Selain itu, EMIS dapat membantu sekolah dalam menyusun perencanaan dimana kegiatan tersebut sebelumnya hanya dilakukan pada level kebijakan di tingkat nasional.
Di beberapa negara lain, EMIS telah diimplementasikan terlebih dahulu. Sebagai misal, Guatemala telah memulai proyek EMIS pada tahun 2005. Sedangkan Meksiko telah melakukan perbaikan terhadap kualitas data dan informasi pendidikan guna memperbaiki kualitas sekolah. Hal serupa juga dilakukan oleh Brazil. Sedangkan Nigeria memiliki NEMIS yang telah dikembangkan sejak 2004. Nigeria melakukan lebih dari tiga kali sensus sekolah sejak 1988. Namun data yang terkumpul cenderung tumpang tindih dan belum mampu dijadikan basis data bagi perencanaan pendidikan nasional. Melalui program Education Strategic Plans (ESP) dari Bank Dunia pada tahun 2001-2003, Nigeria terus memperbaiki EMIS. EMIS pada level nasional pertama kali digunakan sebagai baseline data dalam Kaduna Education Summit pada bulan Juli 2005. EMIS juga telah dikembangkan di Mozambik sejak 1980. Data dikumpulkan pada level provinsi sedangkan analisis dilakukan pada level nasional. Dengan EMIS, Departemen Pendidikan Mozambik dapat menyusun dua laporan statistik tiap tahunnya, yaituannual school survey dan annual school results. Keunggulan EMIS terletak pada kemudahan dalam melakukan input data. Hal ini merupakan faktor yang menentukan keberlanjutan EMIS di Mozambik. Selain itu, EMIS dapat membantu sekolah dalam menyusun perencanaan dimana kegiatan tersebut sebelumnya hanya dilakukan pada level kebijakan di tingkat nasional.
Pada tingkat nasional,
Kementerian Pendidikan Nasional sejak tahun 2007 mengembang-kan Pangkalan Data
dan Informasi Pendidikan berbasis Web (PadatiWeb), yang dikelola oleh
Balitbang. PadatiWeb lebih berfungsi sebagai data base pendidikan, namun hingga
kini belum banyak informasi pendidikan yang dapat diunduh pada situs
tersebut. Di sisi lain, Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar Menengah
memiliki data sekolah yang diperoleh dari proses pendataan dan penyaluran dana
BOS. Namun data tersebut terbatas pada jumlah siswa di tiap sekolah sehingga
belum cukup untuk digunakan dalam mendukung perencanaan baik di tingkat sekolah
maupun Dinas Pendidikan. Selain PadatiWeb, terdapat Paket Aplikasi Sekolah
(PAS) yang membantu administrasi sekolah sehari-hari serta terhubung dengan
form LI dalam PadatiWeb. Beberapa aplikasi analisis lainnya juga telah
dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional dan beberapa lembaga donor,
seperti dalam proyek BERMUTU, Bank Dunia; DPISS (District Planning
Information Support System) pada proyek DBE-1, USAID; Analisis Data
dan Perencanaan Pendidikan, proyek MGPBE, UNICEF dan MBE USAID dan Pengelolahan
Data Sekolah, proyek DBEP, Depdiknas-ADB.
Sedangkan untuk
Kementerian Agama, sejak tahun 1994 sudah memiliki EMIS yang dikelola oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. EMIS pertama kali dikembangkan melalui
proyek Junior Secondary Education Project (JSEP) atas dukungan
pendanaan dari ADB pada tahun 1994-1998. Perkembangan EMIS terus dilakukan
melalui proyek lainnya yaitu Basic Education Project (BEP) danThe
Development of Madrasah Aliyah Project (DMAP) pada tahun 2000 dimana
keduanya juga didukung oleh ADB. Sejak 2001, EMIS telah sepenuhnya mendapat
dukungan pendanaan dari APBN.
Keberadaan data
pendidikan di Indonesia telah lama dikumpulkan di berbagai level institusi
pendidikan. Namun data tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Hal
ini karena belum adanya satu sistem pelaporan informasi pendidikan secara
khusus. Berdasarkan pertimbangan diatas, maka Bank Dunia menginisiasi dan
mengembangkan TRIMS (Tool for Reporting and Information Management by
School).
Melaui aplikasi TRIMS
diharapkan mampu mendukung mensinkronisasi semua data yang telah dikumpulkan
oleh sekolah dan dinas pendidikan setempat. Aplikasi TRIMS dibuat berdasarkan
format pelaporan yang telah ada sebelumnya sehingga sekolah dapat melakukan
input data dengan mudah. TRIMS juga dilengkapi dengan indikator SPM sehingga
data yang di-input oleh sekolah dapat dimanfaatkan untuk menyusun Rencana
Pembangunan Sekolah (RPS), Renstra Sekolah, Rencana Kerja Kepala Sekolah dan
dokumen perencanaan lainnya. Bagi Kementerian Pendidikan Nasional, aplikasi
TRIMS dapat menyediakan data yang mendukung proses penentuan kebijakan,
perencanaan, monitoring dan manajemen.
Untuk mendukung efektivitas dan
ketepatan dalam penyampaian materi aplikasi TRIMS terdapat beberapa strategi
yang perlu dilakukan, yaitu:
1. Sebelum pelatihan dilaksanakan, peserta
pelatihan terlebih dahulu sudah menerima materi-materi yang terkait aplikasi
TRIMS melalui Paket CD Materi Pelatihan BOS.Selain itu, penyampaian materi
aplikasi TRIMS dilakukan melalui pengiriman email dan/atau up loading di
website Kementerian Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan di tingkat
provinsi dan kabupaten/kota,
2. Pada saat pelaksanaan ToT BOS pada tingkat
provinsi dan kabupaten/kota disampaikan dan didistribusikan materi yang terkait
aplikasi TRIMS kepada peserta ToT sehingga pada saat Pelatihan BOS di tingkat
sekolah dapat didistribusikan kepada peserta dari sekolah/madrasah,
3. Setelah penyampaian aplikasi TRIMS dalam
Pelatihan BOS, untuk menampung dan menjelaskan berbagai pertanyaan mengenai
apilkasi TRIMS yang berasal dari sekolah maka perlu dibentuk personel atau tim
yang bertanggung jawab pada Kantor Dinas Pendidikan di level provinsi dan
kabupaten/kota terkait.
0 komentar:
Posting Komentar