Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Selamat Datang di Laman Website Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Semarum Ds. Semarum Kec. Durenan Kab.Trenggalek

Kata Mutiara

Murid yang dipersenjatai dengan informasi Akan selalu memenangkan pertempuran

MI Nurul Huda Semarum

Jalan Masjid Darul Ulum Nomer 13 Desa Semarum Kec. Durenan Kab. Trenggalek Telepon (0355) 876541 Kode Pos : 66381

VISI

Berprestasi, berwawasan global dan berakhlakul karimah

Henry Adam

Seorang Guru Menggandeng tangan, Membuka pikiran Menyentuh hati, Membentuk masa depan Seorang Guru berpengaruh selamanya Dia tidak pernah tahu kapan pengaruhnya berakhir

31 Mar 2012

NISN Siswa Semarum

Edit Nomor UN

12 Mar 2012

GURU AGAMA DIWAJIBKAN PLACEMENT TES

JAKARTA - Jika Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendikbud) memiliki Uji Kompentensi Awal (UKA), Kementerian Agama menggagas ujian serupa dengan istilah Placement Test atau tes penempatan. Tujuannya sama, untuk pemetaan komptensi guru. Ujian bagi guru calon peserta sertifikasi Kemenag ini bakal digulirkan Juni mendatang.
Seperti di Kemendikbud, guru calon peserta sertifikiasi atau Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG) Kemenag juga berjumlah ratusan ribu orang. "Saya tidak hafal jumlah pastinya. Saya siapkan dulu data pastinya," ujar Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Nur Syam.
Mantan rektor IAIN Sunan Ampel, Surabaya itu mengatakan, pembahasan perkembangan sertifikasi di Kemenag sudah dikonsultasikan dengan Kemendikbud. Nur Syam menjelaskan, pihaknya menyepakati Kemenag juga harus menjalankan ujian kompetensi. Layaknya pelaksanaan UKA di Kemendikbud. "Tapi kita tidak menggunakan UKA. Nama dan sistemnya juga berbeda," ujar dia.
Menurut Nur Syam, ujian bagi calon peserta sertifikasi guru Kemenag disebut Placement Test atau tes penempatan. Nur Syam menjelaskan, ada perbedaan yang cukup menonjol antara tes penempatan ini dengan UKA di Kemendikbud. "Jika UKA itu berfungsi meluluskan dan tidak meluluskan," ujar Nur Syam.
Sebaliknya, tes penempatan di Kemenag tidak berfungsi menggugurkan calon peserta sertifikasi guru. Ujian ini, kata Nur Syam, dijadikan sebagai pemetaan. Guru-guru calon peserta sertifikasi yang memperoleh nilai bagus saat tes penempatan ini akan ikut sertifikasi gelombang pertama. Sementara untuk peserta yang memperoleh nilai jelek, akan ikut sertifikasi gelombang belakangan.
Sederhananya, ujian ini akan membentuk semacam ranking guru dari aspek kemampuan lima kompetensi pedagogik yang diujikan dalam placement test. Menurut Nur Syam, ujian ini akan dijalankan Juni mendatang. Pekan depan, tim dari Kemenag sudah mulai menyusun soal untuk placement test ini.
Nur Syam meminta pelaksanaan tes penempatan ini tidak perlu ditanggapi dengan kecemasan. Seperti menjelang pelaksanaan UKA penghujung Februari lalu. Dia meminta, mulai saat ini guru-guru yang sudah ditetapkan masuk dalam daftar bakal calon peserta sertifikasi guru Kemenag untuk mempersiapkan diri.
Kisi-kisi soal yang akan diujikan juga tidak jauh berbeda dengan UKA. Diantara terkait praktek mengajar dan isi atau konten mata pelajaran yang diajarkan guru bersangkutan.
Selain mempersiapkan butir-butir soal, Kemenag juga menyiapkan anggaran untuk dialokasikan dalam placement test ini. Dia mengatakan, anggaran untuk kegiatan ini tidak bisa diambilkan dari pos anggaran sertifikasi guru. Anggaran untuk placement test diharapkan bisa didapat dalam penyusunan APBNP 2012 nanti. "Saya belum bisa memperkirakan berapa anggaraanya," ujar Nur Syam. Dia hanya mengatakan, anggaran ini akan digotong bareng seluruh LPTK (Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan) Kemenag di tingkat provinsi.

Sumber : Dirjen Pendis Kemenag RI

10 Mar 2012

Problem Based Learning (PBL)

Problem based learning (PBL) merupakan suatu pendekatan pembelajarn atau metode mengajar yang fokus pada siswa dengan mengarahkan siswa menjadi pembelajar mandiri yang terlibat langsung secara aktif terlibat dalam pembelajaran berkelompok. PBL membantu siswa untuk mengembangkan ketrampilan mereka dalam memberikan alas an dan berpikir ketika mereka mencari data atau informasi agar mendaptkan solusi untuk memecahkan masalah, Suyanto ( 2008:21)
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu strategi pengajaran yang berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual. Problem Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran (Nurhadi dkk, 2009;16). Menurut Riyanto (2009:288) Problem Based Learning (PBL) memfosuskan pada siswa menjadi pembelajaran yang mandiri dan terlibat lansung secara aktif dalam pembelajran kelompok. Model ini membantu siswa untuk mengembangkan berpikir siswa dalam mencari pemecahan masalah melalui pencarian data sehingga diperoleh solusi untuk suatu masalah dengan rasional dan ontentik.
Menurut Arends (dalam Ibrahim, 2000:15) Problem Based Learning (PBL) dilandasi oleh 3 pikiran ahli, yaitu sebagai berikut.
a. John Dewey dan Kelas Demokrasi
Menurut Dewey seperti pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah menemukan akar intelektualnya pada penelitian Dewey. Dalam tulisannya yang berjudul Demokrasi dan Pendidikan (1916), Dewey mengemukakan pandangan bahwa sekolah seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas merupakan laboratorium untuk pemecahan masalah yang ada dalam kehidupan nyata. Dewey menganjurkan agar guru memberi dorongan kepada siswanya terlibat dalam proyek atau tugas-tugas berorientasi masalah dan membantu mereka menyelidiki masalah-masalahnya. Patrick mengemukakan bahwa pembelajaran di sekolah seharusnya bermanfaat dan tidak abstrak. Agar pembelajaran itu bermanfaat serta nyata, seharusnya siswa terlibat menyelesaikan proyek yang menarik dan merupakan pilihan sendiri.
b. Piaget, Vygotsky, dan Konstruktivisme.
Piaget menjelaskan bahwa anak kecil memiliki rasa ingin tahu bawaan dan secara terus-menerus berusaha memahami dunia sekitarnya. Rasa ingin tahu ini menurut Piaget, memotivasi mereka untuk aktif membangun pemahaman mereka tentang lingkungan yang mereka hayati. Problem Based Learning  (PBL) dikembangkan berdasar kepada teori Piaget ini. Piaget lebih menekankan proses belajar pada aspek tahapan perkembangan intelektual. Sementara itu ahli lain yang juga mendukung Problem Based Learning (PBL) adalah Vygotsky yang lebih menekankan kepada aspek sosial pembelajaran. Vygotsky percaya bahwa interaksi sosial dengan teman lain membantu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.
c. Bruner dan pembelajaran penemuan
Menurut Bruner Pembelajaran adalah suatu model pengajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa memahami struktur/ide kunci dari suatu disiplin ilmu. Bruner yakin pentingnya siswa terlibat di dalam pembelajaran dan dia meyakini bahwa pembelajaran yang terjadi sebenarnya melalui penemuan pribadi. Menurut Bruner tujuan pendidikan tidak hanya meningkatkan banyaknya pengetahuan siswa tetapi juga menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk penemuan siswa.
Sejumlah pengembangan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) telah mendeskripsikan bahwa Problem Based Learning (PBL) mempunyai ciri-ciri atau fiktur-fiktur seperti yang di paparkan Nur (2008:3) seperti berikut.
a. Mengajukan pertanyaan atau masalah
Problem Based Learning (PBL) tidak mengorganisasikan pelajaran di sekitar prinsip-prinsip akademik atau keterampilan-keterampilan tertentu, tetapi lebih menekankan pada mengorganisasikan pembelajaran disekitar pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang penting secara sosial dan bermakna secara pribadi bagi siswa.
b. Berfokus pada interdisiplin
Meskipun suatu pelajaran berdasarkan masalah dapat berpusat pada mata pelajaran tertentu, masalah nyata sehari-hari dan otenetik itulah yang diselidiki karena solusinya menghendaki siswa melibatkan banyak pelajaran.
c. Penelidikan otentik
Problem Based Learning (PBL) menghendaki para siswa menggeluti penyelidikan otentik dan berusaha memperoleh pemecahan-pemecahan masalah nyata. Mereka harus menganalisa dan mendefinisikan masalah itu, mengembangkan hipotesisi dan membuat prediksi mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen (bila diperlukan) membuat inferessi, dan membuat kesimpulan.
d. Menghasilkan karya nyata dan memamerkan
Problem Based Learning (PBL) menghendaki siswa menghasilkan produk dalam bentuk karya nyata dan memamerkannya. Produk ini mewakili solusi-solusi mereka. Karya nyata dan pameran itu, yang akan di bahas kemudian, dirancang siswa untuk mengomunikasikan kepada pihak-pihak terkait apa yang telah mereka pelajari
e.       Kolaborasi
Seperti pembelajaran kooperatif, Problem Based Learning (PBL) juga ditandai oleh siswa yang bekerja sama dengan siswa lain, sering kali dalam pasangan-pasangan atau kelompok-kelompok kecil. Bekerja sama akan mendatangkan motibasi untuk keterlibatan berkelanjutandalam tugas-tugas kompleks dan memperkaya kesempatan-kesempatan berbagi inkuiri dan dialog, dan untuk perkembangan keterampilan-keteramplian sosial.
Seperti model-model pembelajaran lainnya pada setiap model pembelajaran memiliki keungulan dan kelemahan/keterbatasan, dalam Problem Based Learning (PBL) diantaranya sebagai berikut :
a. Keungulan Problem Based Learning (PBL) menurut Mustaji (2005:33) 
  1. Pembelajaran lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut
2. Melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut ketrampilan berpikir pebelajran yang lebih tinggi
3.  Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki pebelajar sehingga  pembelajran lebih bermakna.
4.  Pebelajar dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah-masalah yang diseleseikan lansung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatakan motivasi dan ketertarikan pebelajar terhadap bahan yang dipelajari.
5. Menjadikan pebelajar lebih mandiri dan lebih dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantar pebelajar

6.  Pengkondisian pebelajar dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap pembelajaran dan temannya sehingga pencapaian ketuntasan belajar pebelajar dapat diharapkan
b. Keterbatan Problem Based Learning (PBL) menurut Nur (2008:35)
1.      Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk implementasi
2.      Perubahan peran siswa dalam proses pembelajran
3.      Perubahan peran guru dalam dalam proses pembelajran
4.      Perumusan masalah yang sesuai
5.      Asesmen yang valid atas program dan pembelajran siswa


Langkah-Langkah Problem based learning (PBL)
Ada 5 langkah dalam Problem based learning (PBL) menurut Mustaji (2005:76) adalah sebagi berikut:
a. Mengorientasikan pebelajar pada masalah
Pada awal Problem based learning (PBL), pembelajaran terlebih dahulu menyampikan secara jelas tujuan pembelajaran, menetapkan sikap positif terhadap pembelajaran, dan menjelaskan pada pebelajar bagaimana cara pelaksanaannya. Berdasarkan masalah tersebut pebelajar dilibatkan secra aktif memecahkan, menemukan konsep, prinsip-prinsip, dan seterusnya dalam mata pelajaran difusi inovasi pendidikan.
b.  Mengorientasikan pebelajar untuk belajar
Problem based learning (PBL) memerlukan ketrampilan pengembangan kolaborasi diantara pebelajran dan membantu mereka menyelidiki masalah secara bersama-sama. Hali ini merupakan bantuan merencanakan penyelidikan dan pelaporan tugas-tugas mereka. Selain itu perlu adanya kelombpok belajar. Adanya beberapa hal penting yang perlu diperhatikan di dalam mengorganisasikan pebelajar ke dalam kelompok pembelajaran berdasarkan masalah yakni pebelajar ke dalam kelompok Problem based learning (PBL) yakni pebelajar dibentuk bervariasi denhan memperhatukan kemampuan, ras, etnie dan jenis kelamin sesuain dengan tujuan yang akan dicapai.
c. Memandu menyelidiki secara mandiri maupun kelompok
Penyelidikan dilakukan secara mandiri, berkelompok  kecil yang merupakan inti model Problem based learning (PBL). Walaupun setiap situasi masalah memerlukan sedikit perbedaan teknik penyelidikan, paling banyak meliputi proses pengumpulan data dan eksperimen, hipotesis penjelasan dan pemberian penyeleseian. Pada tahap ini pembelajaran mendorong pebelajar mengumpulkan data dan melaksanakan kegiatan aktual sampai mereka benar-benar mengerti dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar pebelajar dapat mengumpulkan informasi cukup untuk mengembangkan ide-ide mereka sendiri. Pada tahap ini pembelajran harus banyak membaca selain apa yang telah ada dalam bahan ajar. Pembelajran membantu pebelajar pada pengumpulan informasi dari beberapa sumber dan mengajukan pertanyaan pada pebelajar untuk mendeteksi pemahaman mereka tentang masalah dan konsep yang ditemukan serta jenis informasi yang dibutuhkan untuk menemukan pemecahan masalahnya.
d. Mengembngkan dan menyajikan hasil kerja
Hasil-hasil yang telah diperoleh harus dipresentasikan sesuai dengan pemahaman pebelajar. Pebelajar secara mandiri atau kelompok memberikan tanggapan atas hasil kerja temannya. Berdiskusi, berdialog bahkan berdebat memberi komentar terhadap pemecahan masalah yang disajikan. Dalam hal ini pembelajar mengarahkan, memberi pandangan atas tanggapan-tanggapan pebelajar tetapi tidak memerankan sebagai nara sumber sebagai justifikasi.
e. Menganalisa dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
Tahap akhir pembelajaran berdasarkan masalah meliputi bantuan pada pebelajran menganalisa dan mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri sebagaimana kegiatan dan ketrampilan intelektual yang mereka gunakan di dalam pencapaian hasil pemecahan masalah. Selam tahap ini, pembelajar menugasi pebelajar menyusun kembali hasil pemikiran dan kegiatan mereka pada setiap tahap pembelajaran.
Menurut Riyanto (2009:288) mengemukan bahwa dalam langkah-langkah Problem based learning (PBL) ada 5 tahap yaitu:
1.   Guru mempersiapkan dan melempar masalah kepada siswa
2.  Membentuk kelompok kecil, dalam masing-masing kelompok siswa mendiskusikan masalah tersebut dengan memanfaatkan dan merefleksi penegetahuan/keterampilan yang mereka miliki. Suswa juga membuat rumusan masalah dan membuat hipotesis-hipotesi
3.   Siswa mencari (hunting) informasi dan data yang berhubungan dengan masalah yang sudah dirumuskan
4.   Siswa berkumpul dalam kelompok untuk melporkan data apa yang sudah diperolah dan mendiskusikan dalam kelompok berdsarkan data-data yang diperoleh tersebut. Langkah ini diulang-ulang sampai memperoleh solusi
5.   Kegiatan diskusi penutup sebagai kegiatan akhir, apabila proses sudah memperoleh solusi yang tepat.

semoga bermanfaat *by giant

Pedoman Beban Guru Madrasah ..

Secara resmi Dirjen Pendidikan Islam, melalui surat Nomor .DJ.I/DT.I.I/166.2012 perihal pedoman teknis perhitungan beban kerja guru RA dan Madrasah yang di tuangkan dalam surat keputusan. Dengan adanya keputusan di harapakan tidak ada kerancuan lagi dalam menentukan beban kerja guru . Pedoman tersebut juga menjadi acuan bagi guru, Kepala Raudhlatul Athfal (RA)/Madrasah, penyelenggara pendidikan, pengawas RA'/Madrasah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota Kepala Kantor Wilayah Kemeterian Agama Provinsi, dan pihak terkait lainnya untuk menentuka :
  1. .Penghitungan beban kerja guru RA'/madrasah;
  2. Optimalisasi tugas guru RA/rnadrasah; dan
  3. Distribusi guru RA/madrasah 
untuk mengetahui SK tersebut dapat di lihat di sini
semoga bermanfaat *by giant

6 Mar 2012

Gambar Pintu

Gambar Pintu Madrasah

4 Mar 2012

Informasi NISN Tahun 2012

NISN merupakan singkatan dari Nomer Induk Siswa Nasional adalah standar kode pengenal untuk siswa sekolah yang unik dan berlaku nasional dalam rangka pengelolaan data siswa secara nasional secara akurat dan akuntabel. NISN merupakan program dari DAPODIK (Data Pokok Pendidikan Nasional). Berikut ini informasi tentang perubahan sistim NISN yang kami dapatkan.
 
Pada tanggal 30 Maret 2010 PSP Balitbang melakukan serah terima operasional dan pengelolaan DAPODIK dari Biro PKLN. Hal ini untuk mendukung semua program di Kementerian Pendidikan Nasional. Disepakati ada proses alih teknologi secara bertahap untuk pemindahan operasional dan pengelolaan DAPODIK ke PSP Balitbang. Sebagai tahap awal dilaksanakan pemindahan personil Tim Call Center DAPODIK dari Biro PKLN ke PSP Balitbang untuk menjaga kesinambungan layanan DAPODIK. Proses dan tahapan berkenaan dengan perangkat, sistem dan data akan dilaksanakan secara bertahap.

Sehubungan dengan surat edaran nomor 1980/P3/TP/2011 tanggal 14 September 2011. Pusat Data dan Statistik Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (PDSP Kemdikbud) membangun pelayanan Sistem Layanan DAPODIK versi terbaru dengan menggunakan nama Sistem Nomor Induk Satuan Pendidikan (NISP) dan Sistem Nomor Induk Peserta Didik (NIPD). Sistem ini dapat di akses melalui alamat :  
Layanan pada situs dapodik.org telah ditutup pada tanggal 1 Januari 2012. Dan mulai hari ini sistem Nomor Induk Satuan Pendidikan (NISP) dan Nomor Induk Peserta Didik dikelola oleh PDSP. Mohon saran dari berbagai pihak untuk perbaikan dan kemajuan sistem NISP dan NIPD. Informasi lebih lanjut perihal layanan sistem NISP dan NIPD dapat menghubungi PDSP di Telp. 021-5731177 atau Pusat Informasi dan Humas Kemdikbud di Call Center: 177.

Email: pengaduan@kemdikbud.go.id atau pdsp@kemdikbud.go.id 

Namun dua link di atas belum aktif dan banyak menu yang tidak bisa di isi secara oline seperti dulu sampai saat admin menulis berita ini. Mungkin bagi Bapak/Ibu Guru yang ingin mengetahui cara menelusuri NISN adalah sebagai berikut
  1. Silahkan masuk ke layanan baru NISN (klik di sini)
  2. Masukkan NISN siswa
  3. Klik Cari
Namun jika belum mengetahui NISN, caranya adalah sebagai berikut 
  1. Silahkan masuk ke layanan baru NISN (klik di sini)
  2. Klik Tulisan Pencarian Berdasarkan Nama
  3. Silahkan Masukkan data sesuai dengan kolom pengisian data yang tersedia 
  4. Klik Cari 
Semoga bermanfaat (by giant)

Berita



Foto Dinding
Di ruang sidang pengadilan, seorang hakim duduk tercenung menyimak tuntutan jaksa PU terhadap seorang nenek yang dituduh mencuri singkong. Nenek itu berdalih bahwa hidupnya miskin, anak lelakinya sakit, dan cucunya kelaparan. Namun seorang laki yang merupakan manajer dari PT yang memiliki perkebunan singkong tersebut tetap pada tuntutannya, dg alasan agar menjadi cnth bagi warga lainnya.
Hakim menghela nafas. dan berkata, “Maafkan saya, bu”, katanya sambil memandang nenek itu.
”Saya tak dapat membuat pengecualian hukum, hukum tetap hukum, jadi anda harus dihukum. Saya mendenda anda Rp 1 juta dan jika anda tidak mampu bayar maka anda harus masuk penjara 2,5 tahun, seperti tuntutan jaksa PU”.
Nenek itu tertunduk lesu, hatinya remuk redam. Namun tiba-tiba hakim mencopot topi toganya, membuka dompetnya kemudian mengambil & memasukkan uang Rp 1 juta ke topi toganya serta berkata kepada hadirin yang berada di ruang sidang.
‘Saya atas nama pengadilan, juga menjatuhkan denda kepada tiap orang yang hadir di ruang sidang ini, sebesar Rp 50 ribu, karena menetap di kota ini, dan membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk memberi makan cucunya.

"Saudara panitera, tolong kumpulkan dendanya dalam topi toga saya ini lalu berikan semua hasilnya kepada terdakwa.”

sebelum palu diketuk nenek itu telah mendapatkan sumbangan uang sebanyak Rp 3,5 juta dan sebagian telah dibayarkan kepanitera pengadilan untuk membayar dendanya, setelah itu dia pulang dengan wajah penuh kebahagian dan haru dengan membawa sisa uang termasuk uang Rp 50 ribu yang dibayarkan oleh manajer PT yang menuntutnya.
Semoga di indonesia banyak hakim-hakim yang berhati mulia sepertii ini.
Oleh: POLRES SIDOARJO

2 Mar 2012

LPMI 2011 Kec.Durenan Menggalakkan Sportifitas

Gagasan ide yang muncul dari paguyuban Guru-guru Madrasah khususnya guru-guru olahraga Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Durenan untuk mencetuskan sebuah kegiatan pembinaan awal bagi siswa Madrasah Ibtidaiyah yang hobi dalam bidang olahraga sepak bola. Cetusan kegiatan tersebut di wujudkan dalam agenda kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru) Penjaskes, setelah 2 kali melaksanakan rapat  koordinasi akhirnya mencetuskan sebuah kegiatan yang di beri nama “Liga Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (LPMI) 2011” .Kegiatan tersebut juga dalam rangka menyongsong HAB Kemenag 2012. Dalam kegiatan LPMI 2011 tersebut merebutkan Piala bergilir PPAI Kecamatan Durenan, Piala tetap juara I, II, III dan Piala Tetap Top Skor. Kegiatan Liga Pendidikan MI se-Kecamatan Durenan yang di kawal Bapak Ibnu Mubarok Almarzuki.S.Pd yang di percaya sebagi ketua panitia. LPMI 2011 yang di ikuti oleh tujuh MI yang ada di Kecamatan Durenan yaitu : MIM FC dari MIM Kamulan, MS United dari MIWB Kamulan, Gador FC dari MINurul Iman Gador, Mithos FC dari MI Miftahul Huda Pakis, MITT UNITED dari MITasmirit Tarbiyah Sumbergayam, Semarum Galaxi dari MI Nurul Huda Semarum dan juga tak ketinggalan Mikro FC dari MI Nurul Ulum Kendalrejo. Sebagai syarat peserta dalam kegiatan tersebut di peruntukan bagi kelas IV ke bawah atau siswa yang umurnya maxsimal 10 tahun. Sebagai laga pembuka dalam kegiatan LPMI 2011 yang dilaksanakam mulai tanggal 02 Desember 2011 yang bertempat di Lapangan Desa Sumbergayam, antara Gador FC vs MS United dan MIM FC vs Mithos FC. “Dalam kegiatan tersebut yang terpenting bukan masalah siapa yang kalah dan siapa yang menang , akan tetepi bagaimana penanaman Sportifitas karena Sportifitas menjadi sebuah panutan yang harus dijunjung tinggi dari para pelakon olahraga kulit bundar ini. Namun jika menengok sepak bola saat ini yang tak jarang berujung dengan kerusuhan baik di dalam maupun di luar lapangan, rasanya sportifitas hanya menjadi sebuah untaian kata semata yang jarang diacuhkan oleh segilintir orang” paparan yang di sampaikan olek ketua panitia dalam laga perdana LPMI 2011. Kegiatan LPMII 2011 yang di laksanakn setiap hari Jum’at mulai pukul 14.00 WIB merupakan sebuah cetusan ide gagasan yang patut di acungi jempol, because selain menyehatkan, olahraga tidak hanya bagus untuk pertumbuhan anak secara fisik, tapi juga bagus untuk perkembangan mental. Dengan mencintai olahraga, anak juga akan mendapatkan kemampuan kognitif mengenai olahraga yang sedang ia pelajari. Olahraga juga membantu meningkatkan kemampuan sosial anak. Salah satunya anak belajar bekerjasama, bergaul dan beradaptasi dengan teman dalam satu timnya atau tim lainya. Permainan yang dapat menjalin kerjasama dalam satu tim diantaranya adalah sepak bola. Manfaat bermain sepak bola bagi anak adalah ia akan dapat melempar dan menangkap bola. Dalam hal ini anak dapat memiliki kemampuan motorik untuk mengkoordinasikan gerakan mata, tangan, dan kakinya. Selain itu koordinasi antar anggota tim juga diperlukan untuk kemenangan timnya. Setelah hampir berjalan hampir tiga bulan dengan sistem pertandingan kompitisi ini akhirnya pada hari ini, 2 Pebruari 2012 adalah laga terakhir pertandingan LPMI 2011 yang dilaksanakan di Stadion MI Nurul Huda Semarum, dengan menyisakan 4 pertandingan terakhir antara MIM FC vs MS UNITED, MITHOS FC vs Galaxi FC, MIM FC vs MITT United dan MS UNITED vs Mikro FC, sebuah ajang pertandingan yang bergengsi yang di hadiri ratusan penonton yang memadati stadion. Turut memeriahkan juga tak ketinggalan hadir Bapak Supriadi, Msi selaku PPAI Kec. Durenan dan Bapak Drs. Ilham Mukholik selaku ketua KKM Kec. Durenan dan Bapak Mohib Asrori selaku ketua PKG Kec. Durenan dan juga Bapak/Ibu Guru MI juga ikut hadir untuk menambah semaraknya laga terakhir LPMII 2011. Laga LPMII yang selesai pada pukul 16.00 WIB, dengan kemenangan MIM FC melawan MS UNITED, dengan demikian MIM FC memperoleh jumlah poin tertinggi yaitu 15 poin disusul Gador FC dan MITHOS FC yang memiliki perolehan poin sama yaitu 13 poin, karena adanya selisih gol  akhirnya Gador FC menjadi urutan kedua LPMII 2011 disusul MITHOS FC dan untuk TOP SKOR LPMII 2011 akhirnya di rebut M. Fahrid Zamzani dari MITT UNITED. Sampai jumpa di Laga Kompetisi berikutnya (*by GianT)